Lalat

Sub-Ordo
Cyclorrapha

Ordo
Dypthera

Penampilan
Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat berantena pendek, dan sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Sedangkan jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran yang sangat canggih.

Hal Lain Tentang Lalat
  • Tergantung pada spesies, harapan hidup lalat adalah delapan hari untuk dua bulan, atau dalam beberapa kasus, sampai satu tahun.  
  • Sepasang lalat dapat menghasilkan lebih dari 1 juta keturunan dalam waktu enam sampai delapan minggu.
  • Sebanyak 33 juta mikroorganisme dapat berkembang di dalam usus lalat tunggal, sementara kelompok-setengah miliar lebih atas tubuh dan kaki.
  • Untuk satu lalat yang terlihat terbang, diperkirakan 19 lebih tersembunyi dari pandangan. Ini berarti manusia tidak dapat melihat keseluruhan lalat hadir di sebuah infestasi.
Penyebar Penyakit
Lalat yang hidup di antara manusia, sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut. Lebih dari 100 patogen yang dihubungkan dengan lalat rumah, termasuk: di dalamnya adalah: Salmonella, Staphylococcus, E. coli dan Shigella. Patogen ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, termasuk: demam tifoid, kolera, disentri basiler, hepatitis, ophthalmia, polio, TBC dan diare. Sanitasi sangat penting untuk mengendalikan hama ini, tetapi identifikasi yang akurat sangat penting untuk suksesnya pengontrolan hama lalat.

Jenis Jenis Lalat Di Indonesia
  1. Lalat Rumah (Musca Domestica)

    Termasuk ke dalam famili muscidae, sebarannya di seluruh dunia. Berukuran sedang, panjang 6-8 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan bagian memanjang pada bagian dorsal toraks. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain. Sayapnya mempunyai vena 4 yang melengkung tajam ke arah kosta mendekat vena 3. Di daerah tropika lalat rumah membutuhkan waktu 8-10 hari pada suhu 30 C dalam satu siklus hidupnya dari telur larva, pupa dan dewasa. Telurnya berbentuk seperti pisang, berwarna putih kekuningan dan panjangnya kira-kira 1 mm, menetas dalam waktu 10-12 jam pada suhu 30 C. Larvanya tumbuh mulai dari 1 mm hingga menjadi 12-13 mm setelah 4-5 hari pada suhu 30 C. Dalam kondisi alami, lalat rumah hidup hanya sekitar satu minggu.
  2. Lalat Kandang (Stomoxys Calcitrans)
    Lalat ini bentuknya menyerupai lalat rumah tetapi berbeda pada struktur mulutnya. Banyak dijumpai di pemukiman tetapi sangat umum pada peternakan sapi perah atau sapi yang selalu dikandangkan. Lalat ini merupakan penghisap ternak yang dapat menurunkan produksi susu. Lalat kandang dewasa berukuran panjang 5-7 mm, bagian toraksnya terdapat garis gelap yang diantaranya berwarna terang. Sayapnya mempunyai vena 4 yang melengkung tidak tajam ke arah kosta mendekati vena 3. Antenanya terdiri dari 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan dilengkapi dengan arista yang mempunyai bulu hanya bagian atas. Lalat dewasa menghisap darah hewan dan cenderung tetap di luar rumah di tempat yang terpapar sianar matahari. Lalat kandang termasuk penerbang yang kuat dan bisa melakukan perjalanan jauh dari tempat perindukannya. 
  3. Lalat Hijau (Calliphoridae)
    Lalat ini terdiri lebih banyak jenis umumnya berukuran dari sedang sampai besar, berwarna hijau, abu-abu, perak mengkilat atau abdomen gelap. Lalat ini berkembang biak di bahan yang cair/semi cair yang berasal dari hewan, termasuk daging , ikan, bangkai, sampah ikan, sampah dan tanah yang mengandung kotoran hewan. Lalat ini jarang berkembang biak di tempat kering/bahan buah-buahan. Ketika populasinya tinggi lalat ini akan memasuki dapur meskipun tidak sesering lalat rumah. Di Indonesia lalat hijau yang umum di daerah pemukiman adalah Chrysomya Megachepala.
  4. Lalat Daging (Sarcophaga sp.)
    Lalat ini berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm,. Lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini berlangsung 2-4 hari, umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang memasuki rumah.
  5. Mimik (Drosophila sp.)
    Lalat ini berukuran kecil, jumlahnya bisa sangat banyak, mengganggu kesehatan manusia karena ketertarikannya terhadap buah atau sayuran terutama bahan yang mengalami fermentasi. Lalat ini menjadi pengganggu utama perusahaan pengalengan, pembuat bir, minuman dari anggur serta pasar buah dan sayuran. Lalat dewasa berukuran panjang 2,5 – 4,0 mm, biasanya berwarna kuning kecoklatan atau hitam kecoklatan. Telur menetas dalam waktu 4 hari. Termasuk lalat penerbang yang kuat dan sering aktif saat fajar menyingsing dan menjelang malam. 
  6. Musca sorbens
    Lalat ini berwarna lebih abu-abu daripada lalat rumah, berkembang biak di dalam kotoran yang terisolasi seperti kotoran manusia. Sering lalat ini mengganggu dan sangat persisten di pemukiman, menempel pada kulit manusia, luka dan mata( terutama yang terinfeksi). Lalat ini sangat umum di Mesir, dan bertanggung jawab dalam penyebaran trakhoma dan wabah sakit mata. 
  7. Lalat Rumah Mungil (Fannia sp.)
    Lalat ini berkembang biak di tempat kotoran basah hewan piaraan, orangutan, unggas atau buah-buahan yang sedang membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih sejuk dan lebih lembab. Lalat ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam hunian manusia. Lalat ini tidak pernah melimpah populasinya di daerah tropika.





Anda memiliki masalah dengan lalat? Segera hubungi PT. TNN Indonesia - Pest Control

 
Powered by Pest Control Indonesia